Bab 1: Penilaian dan Pemeriksaan
Neurologis
Pemeriksaan nervus cranialis (lanjutan 1)
Nervus trigeminal
Nervus cranialis V (nervus trigeminal)
diperiksa dengan menilai sensasi pada tiga divisi pada nervus cranialis;
sensasi kornea harus diperiksa menggunakan potongan halus dari kain wool.
Fungsi motorik dari nervus V dapat diperiksa dengan palpasi otot ketika pasien
mengatupkan rahang dengan erat, memeriksa kekuatan membuka rahang dan deviasi
lateral dari rahang (Fig.1.5).
|
Nervus fasialis
Nervus fasialis diperiksa dengan menilai
gerakan otot wajah. Pada kelemahan fasial upper motor neuron, kelemahan
dari otot wajah bagian bawah sangat lebih besar dari pada bagian atas, dengan kekuatan
dari m. orbicularis occuli tetap baik. Hal ini dikarenakan terdapat lesi
diantara korteks dan nukleus fasialis pada pons. Kelemahan lower motor
neuron dibuktikan dengan keterlibatan yang seimbang dari bagian atas
dan bawah dari wajah dan dikarenakan sebuah lesi di dalam, atau distal dari,
nukleus nervus fasialis pada pons.
Chorda tympani membawa sensasi pengecap
dari dua pertiga anterior lidah dan ini dapat diperiksa menggunakan tes
berbagai rasa yang diletakkan secara hati-hati pada anterior lidah.
Nervus vestibulokoklear
Nervus cranial VIII terdiri dari:
- Nervus koklearis – mendengar
- Nervus vestibularis.
Nervus koklearis
Pendengaran dapat diperiksa pada sisi
tempat tidur dengan menggerakkan satu jari di dalam meatus pada satu sisi,
untuk menghasilkan suara masking, dan mengulang kata-kata pada volume
standar dan dari jarak tertentu di dalam telinga lainnya. Membedakan antara
tuli konduksi dan sensorineural dapat dibantu dengan menggunakan tes garpu
tala.
Tes Rinne dilakukan dengan mendekatkan garpu tala yang sudah digetarkan di depan meatus eksternus dan kemudian pada prosessus mastoideus. Pada tuli saraf, konduksi udara dan tulang keduanya menurun, tetapi konduksi udara masih lebih baik. Pada tuli konduksi, konduksi tulang lebih baik daripada konduksi udara.
Pada tes Weber, garpu tala yang telah digetarkan ditempatkan di tengah-tengah dahi. Pada tuli saraf, suara terdengar di telinga yang normal, tetapi pada tuli konduksi, suara terkonduksi ke telinga abnormal.
Pemeriksaan audiometri harus dilakukan jika terdapat gejala-gejala dari gangguan pendengaran.
Tes Rinne dilakukan dengan mendekatkan garpu tala yang sudah digetarkan di depan meatus eksternus dan kemudian pada prosessus mastoideus. Pada tuli saraf, konduksi udara dan tulang keduanya menurun, tetapi konduksi udara masih lebih baik. Pada tuli konduksi, konduksi tulang lebih baik daripada konduksi udara.
Pada tes Weber, garpu tala yang telah digetarkan ditempatkan di tengah-tengah dahi. Pada tuli saraf, suara terdengar di telinga yang normal, tetapi pada tuli konduksi, suara terkonduksi ke telinga abnormal.
Pemeriksaan audiometri harus dilakukan jika terdapat gejala-gejala dari gangguan pendengaran.
Nervus vestibularis
Tes yang paling sederhana untuk memeriksa
fungsi vestibular adalah tes kalori, dimana biasanya dilakukan pada pasien
dengan curiga menderita tumor angulus cerebellopontine atau sebagai tes fungsi
batang otak pada pasien dengan cedera otak berat. Tes ini dijelaskan pada bab
4, halaman 44.
Nervus glossopharingeus dan vagus
Nervus glossopharingeus dan vagus dapat
dengan mudah dinilai dengan memeriksa gerak palatum dan sensasi pada faring dan
palatum molle. Jika diperlukan plika vokalis (nervus vagus) dapat diperiksa dan
pengecap pada lidah sepertiga posterior (nervus glossopharingeus) dapat
diperiksa.
Nervus assesorius
Nervus assesorius mensarafi kekuatan
motorik pada pars superior m. trapezius dan m. sternocleidomastoideus. Otot yang
terakhir dapat diperiksa dengan meminta pasien menolehkan kepala dan diberi
tahanan kemudian menginspeksi dan palpasi m. sternocleidomastoideus sisi yang
berlawanan. Pemeriksaan m. trapezius yang terbaik adalah dengan meminta pasien
untuk mengangkat kedua bahu dan pemeriksa menekan bahu pasien ke bawah dengan
paksa.
Nervus hipoglossus
Nervus hipoglossus bertanggung jawab
untuk menggerakkan lidah. Inspeksi pada lidah dilakukan untuk mendeteksi atrofi
sedangkan observasi gerakan lidah dari sisi ke sisi dilakukan untuk mendeteksi
kelemahan. Ujung dari lidah yang dijulurkan dapat terjadi deviasi kearah sisi
yang lemah.