Kamis, 07 Januari 2016

Nokia 130 Dual SIM: ponsel basic yang diatas ekspektasi


Saat ini pengguna smartphone tidak hanya kalangan menengah keatas saja tetapi sudah mencakup seluruh lapisan ekonomi masyarakat. Hal ini dikarenakan harga smartphone yang semakin terjangkau dan banyaknya merk smartphone baik berstatus lokal maupun global yang membanjiri pasar ponsel saat ini. Walaupun begitu, hal ini tidak berarti menghilangkan produksi ponsel basic atau feature phone begitu saja. Buktinya pabrikan-pabrikan besar seperti Nokia, Samsung, LG dan lain-lain masih memproduksinya. Kebutuhan sebagian masyarakat akan ponsel dengan daya tahan baterai yang lama, awet, simpel, dan murah menjadikan ponsel basic masih dicari untuk menunjang pekerjaan dan dijadikan pendamping dari smartphone mereka.

Keunggulan-keunggulan ini yang membuat penulis berniat mencari jenis ponsel basic yang cocok dan handal untuk dibeli. Kondisi penulis yang harus selalu mudah dihubungi membuat ponsel basic sangat penulis butuhkan. Ponsel basic selain difungsikan hanya untuk menerima telepon dan sms, juga dapat dijadikan back up ketika smartphone penulis kehabisan baterai. Untuk itu ponsel basic dengan dual SIM yang penulis prioritaskan untuk diburu.

Kurang lebih satu minggu penulis mencari-cari dan menimbang-nimbang ponsel mana yang akan dibeli. Ponsel basic yang handal seperti LG A230 dan LG A275 sudah tidak ada lagi di pasaran. New Nokia 105 yang membuat penulis tertarik, di Indonesia tidak ada varian dual SIM-nya. Situasi ini sempat membuat penulis pusing. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan pilihan penulis jatuh ke Nokia 130 dual SIM.













 
 












Terdapat tiga pilihan warna untuk Nokia 130 yaitu: hitam, putih, dan merah. Pilhan warna sangat bersifat subyektif sehingga tergantung selera masing-masing. Setelah melihat foto dari ketiga warna Nokia 130, penulis lebih tertarik untuk membeli warna hitam. Warna yang umum untuk ponsel memang, tetapi menurut penulis warna hitam lebih menarik dibandingkan warna yang lain.

 
 















Nokia 130 memiliki dimensi 106 x 45,5 x 13,9 mm dengan bentang layar 1,8 inchi. Walaupun layarnya cukup kecil, ukuran huruf di layar cukup besar sehingga cukup nyaman untuk membaca pesan. Keypad alfanumerik pada ponsel ini empuk dan nyaman dipakai meskipun penggunanya memiliki jari-jari yang besar seperti penulis.

Ponsel ini memiliki dual standby SIM tanpa easy swap. Pengguna harus membuka baterai dulu untuk memasang kartu SIM yang kedua. Kartu SIM yang digunakan juga masih jenis Mini SIM sehingga bagi pemilik kartu SIM lama tidak perlu memotong kartu SIM nya, sedangkan bagi pengguna micro SIM harus memasang bingkai kartu SIM nya dahulu. Charger Nokia 130 sudah memakai konektor charger micro USB, tidak lagi memakai konektor bulat kecil khas Nokia. Sehingga pengguna bisa memakai charger ponsel pintarnya untuk mengisi baterai Nokia 130. Selain untuk mengisi daya, konektor micro USB juga dapat digunakan untuk transfer file ke perangkat komputer atau laptop. Baterai yang digunakan berkapasitas 1020 mAh. Nokia mengklaim baterai Nokia 130 ini dapat digunakan maksimum 46 jam untuk memutar musik, waktu bicara maksimum 13 jam, dan waktu standby maksimum 26 hari dengan dual SIM.

Nokia 130 ini mempunyai kapasitas penyimpanan 500 kontak pada memori ponsel. Akan tetapi, ponsel ini belum mendukung fitur multiple entry. Sehingga, satu nama hanya dapat menyimpan satu nomor. Apabila pengguna memiliki teman yang memiliki lebih dari satu nomor telepon, terpaksa penyimpanannya harus terpisah. Misalnya, Bayu 1, Bayu 2, Bayu Tsel, Bayu IM3, dll.

Di dalam menu kontak, terdapat fitur penyaringan nomor dan pesan. Apabila pengguna memasukkan nomor telepon seseorang ke dalam daftar hitam, ponsel akan tetap senyap jika nomor tersebut menelpon. Pesan yang dikirimkan oleh nomer tersebut akan langsung dimasukkan ke dalam folder khusus.

Memori internal dari ponsel ini memang kecil, tetapi jangan khawatir anda dapat menyematkan memori eksternal sampai maksimal 32 Gb. Suatu keunggulan tentunya bagi sebuah basic phone. Nokia mempromosikan ponsel ini sebagai portable video dan music player. Untuk fungsi ini tentu keberadaan memori eksternal merupakan kebutuhan esensial. Anda dapat menyimpan file video maupun lagu dalam jumlah yang banyak dengan dukungan micro SD ini. Kualitas pemutaran video menurut penulis cukup baik, gambar terlihat jelas dan cukup tajam. Kualitas suara yang dihasilkan juga cukup baik. Suara tidak pecah ketika di loudspeaker dan terdengar cukup jernih. Hal yang membuat penulis cukup kagum adalah ketika mendengarkan lagu menggunakan handsfree berkabel. Suara yang penulis dengar bisa dibilang sangat baik, jernih dan tidak membuat telinga menjadi panas bila digunakan dalam waktu lama. Menurut penulis, kualitas suara ini yang membuat Nokia 130 lebih unggul dibandingkan ponsel-ponsel basic lainnya. Ponsel ini juga dilengkapi dengan Radio FM dengan 30 channel yang dapat diisikan. Untuk memakainya anda harus menancapkan handsfree berkabel terlebih dahulu.

Fitur lain yang penulis sukai dari ponsel ini adalah adanya aplikasi Slam. Slam adalah konektivitas berbasis bluetooth dari Nokia yang mirip NFC. Cara kerja fitur ini dengan menempelkan ponsel berfitur Slam ke ponsel apa saja yang mempunyai bluetooth. Tidak perlu melakukan pairing seperti layaknya bluetooth, cukup tempelkan sebentar saja maka file akan langsung terkirim.

Satu lagi fitur yang sederhana tapi penting bagi penulis yaitu lampu senter. Posisi lampu senter pada Nokia 130 agak berbeda dengan jenis feature phone yang lain. Posisi lampu senter LED ditempatkan di cover belakang mirip lampu flash pada ponsel berkamera. Menyalakannya cukup dengan menekan tombol navigasi ke atas dua kali dan untuk mematikannya dengan menekannya sekali lagi. Sebuah fitur yang sederhana tetapi penting untuk menunjang profesi penulis.   

Berbagai fitur yang diberikan Nokia 130 membuat ponsel ini diatas ekspektasi penulis terutama kualitas suara yang dihasilkan dan fitur file sharing yang disajikan. Semua keunggulan yang ada pada Nokia 130 ini membuat penulis merekomendasikan ponsel ini layak untuk dibeli.


1 komentar: