Bab 1: Penilaian dan Pemeriksaan
Neurologis
Penilaian neurologis yang akurat
merupakan hal yang mendasar untuk pengelolaan pasien yang benar. Tujuan dasar
dari pemeriksaan neurologis adalah untuk menjawab empat pertanyaan berikut:
- Adakah problem neurologis?
- Dimana lokasi lesinya pada sistem saraf?
- Apakah kondisi patologis yang dapat menyebabkan lesi tersebut?
- Setelah memastikan lokasi neuroanatomi dan penyebab patologis berdasarkan anamnesis, apakah diagnosis yang paling mungkin?
Menjawab keempat pertanyaan tersebut secara
berurutan akan menunjukkan tipe pemeriksaan yang diperlukan untuk memastikan
diagnosis.
Penilaian neurologis terdiri dari:
·
Anamnesis penyakit
·
Pemeriksaan klinis:
(a) Pemeriksaan sistem saraf
(b) Pemeriksaan fisik umum
Anamnesis neurologis
Sebagai dokter umum dan dokter bedah
anamnesis neurologis adalah kunci dari diagnosis. Anamnesis mencakup tidak
hanya bertanya kepada pasien tetapi juga observasi dengan hati-hati. Banyak
penyakit neurologis dapat didiagnosis hanya dengan mengobservasi pasien.
Kondisi umum pasien, mood, postur, gaya berjalan, ekspresi wajah dan cara
bicara semua adalah petunjuk penting untuk diagnosis akhir. Selain itu, pasien
yang sebenarnya tidak menderita penyakit organik biasanya memperlihatkan sikap
yang khas, terutama dengan keluhan yang dilebih-lebihkan.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik diawali
dengan observasi, dan ini harus dimulai ketika bertemu pasien dan saat
melakukan anamnesis. Cara pasien berjalan kedalam ruang pemeriksaan, cara duduk
di kursi, cara menjawab pertanyaan dan cara menaiki tempat tidur pemeriksaan
akan memberikan petunjuk-petunjuk penting dalam mencari diagnosis. Awalnya, penting
untuk memberikan kesempatan yang adekuat kepada pasien untuk menjelaskan
gejala-gejalanya dalam kondisi yang tidak tertata dan tidak diminta. Pertanyaan
langsung kemudian baru dilakukan sesudahnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada
gejala-gejala neurologis merupakan pemeriksaan verbal yang penting pada sistem
neurologi. Ini tidak hanya sekedar isi dari jawabannya yang penting tapi cara
pasien merespon pertanyaan-pertanyaan itu. Berikutnya adalah pengklasifikasian
umum dari gejala-gejala neurologi.
1.
Gejala-gejala neurologi umum:
(a) Nyeri kepala
(b) Keadaan mengantuk (penurunan tingkat
kesadaran)
(c) Vertigo
(d) Seizures, tidak sadar.
2.
Gejala-gejala meningismus:
(a) Nyeri kepala
(b) Fotofobia
(c) Kaku kuduk
(d) Muntah
3.
Gejala-gejala yang berhubungan dengan indera:
(a) Penglihatan
(b) Pendengaran
(c) Perasa
(d) Penciuman
4.
Gejala-gejala yang berhubungan dengan bicara
dan pemahaman.
5.
Gejala-gejala motorik:
(a) Kekuatan
(b) Koordinasi
6.
Gejala-gejala sensorik
7.
Gejala-gejala kognitif, cth. memori
8. Gejala-gejala dari sistem lainnya yang mungkin berhubuhan dengan penyakit pada sistem saraf.
8. Gejala-gejala dari sistem lainnya yang mungkin berhubuhan dengan penyakit pada sistem saraf.
Pertanyaan yang hati-hati akan memastikan
didapatkannya detai-detail penting tentang masing-masing gejala. Hal ini antara
lain:
·
Waktu, mekanisme onset, progresi dan durasi dari gejala. Mekanisme
onset adalah petunjuk berharga dalam memahami proses patologis. Onset yang
mendadak dari gangguan neurologis
biasanya karena penyebab vaskular atau epileptiform; nyeri kepala yang berat
dan mendadak adalah ciri khas pada perdarahan subarachnoid sedangkan nyeri
kepala yang progresif dan lambat adalah lebih mengarah pada tumor cerebral.
Sama halnya, onset mendadak pada hemiplegia adalah akibat dari bahaya vaskular
sedangkan kelemahan yang progresif dan lambat disebabkan oleh suatu penyebab
kompresi atau infiltratif.
·
Apa faktor-faktor yang memperingan dan memperberat
suatu gejala? Nyeri kepala akibat peningkatan tekanan intrakranial adalah
secara khas memburuk pada pagi hari dan juga dengan batuk dan mengejan. Pasien
dengan nyeri di tangan yang berhubungan dengan carpal tunnel syndrome
sering memburuk pada malam hari dan
diperingan dengan mengibaskan tangan pada sisi tempat tidur.
·
Adakah riwayat sebelumnya mengalami
gejala yang sama?
Sangat bermanfaat untuk mendapatkan
detail anamnesis dari keluarga pasien atau saksi; ini penting untuk
melakukannya jika pasien adalah anak-anak atau jika terdapat gangguan tingkat
kesadaran atau gangguan memori. Detail tentang sifat serangan epilepsi harus
selalu didapatkan dari keluarga atau teman yang menyaksikan kejadian itu.
Pehaman yang teliti tentang sifat dari
penyakit dan simptomatologinya harus didapatkan sebelum pemeriksaan dimulai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar